Tokek 64 kg
Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi. "Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli. Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup. Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan. Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini kan memang besar, gambarnya saja besar, dan saya yakin lah ini tidak main-main," imbuhnya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke sana dan berniat beli, tapi ternyata sampai di lokasi tokeknya cuma seberat 1 ons," ujarnya. "Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus. Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang Indonesia maupun dari luar negeri, dan harganya melambung tinggi. Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar.
"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Dan sejauh ini baru tokek seberat 5 kg yang berhasil ditemuinya, di daerah Bandung. Mulai dari Bandung, Surabaya hingga Tuban sudah dijelajahinya untuk berburu tokek.
Sejak 3 tahun lalu, dia memang berbisnis tokek. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," tegas Andi. Saya tahu informasi itu memang dari Tribun, dan langsung berniat membeli. "Saya sengaja datang ke Tribun (Kaltim) memang untuk membeli tokek tersebut. Keinginan Andi ini dikatakan langsung pada awak redaksi Tribun Kaltim, Rabu () sore. TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Andi Makkuraga Hidayat, warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersedia membeli tokek seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan, dan Seudong, Malaysia, oleh seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan,seharga Rp 25 miliar per ons. Nama "Supernova", yang berarti ledakan bintang memancarkan luminositas jauh lebih besar daripada matahari, dipilih dari daftar kontribusi banyak penggemar. nama mereka diterjemahkan sebagai "Supernova". Di Korea Selatan, kelompok dikenal sebagai Choshinsung (초신성), sedangkan di Jepang mereka dikenal sebagai Chōshinsei (超 新星), dalam bahasa Cina dikenal sebagai xin xing Chao (超 新星), dan dalam bahasa Inggris Supernova. Penggemar Choshinsung menggunakan berbagai versi nama kelompok ini di berbagai negara. Sejak debut, grup mendapatkan popularitas di Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan negara-negara Asia Timur lain. enam anggotanya khusus di bidang menyanyi, tari, akting, rap dan pop. Specialty: Rap, drawing, basketball, soccer, swimming, Taekwondo, EnglishĬho Shin Sung (초신성), adalah boy band Korea Selatan dibentuk berdasarkan Mnet Media. Hobbies: Writing lyrics, playing sports, watching movies, listening to music, cleaning School: Seong Gyungwan University, Performing Arts maj Hobbies: Mountain climbing, reading, watching movies, wakeboard Specialties: Playing chess, writing, sports, singing, riding his motorcycle Hobbies: Sports (kickboxing, fencing), writing lyrics, studying Japanese, listening to music, riding his motorcycle School: Joongang University, Theatre major
Specialties: Sports (running, skiing), Pump It Up, b-boy, fencing, acting Hobbies: Rap, exercising, collecting DVDs, collecting shoes, nunchucks School: Seoul Art College [Currently on a break Hobbies: Listening to music, watching movies, riding his classic scooter, surfing the internet, sports, playing games (Starcraft), shopping School: Japan Aichi College (Graduated), Kyunghee University (Graduate school Specialties: Basketball, singing, dancing, Japanese Hobbies: Health, watching movies, snowboarding, collecting DVDs, collecting shoes, driving